BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sholat
merupakan salah satu rukun islam yang harus dikerjakan oleh semua umat Islam.
Bahkan dalam suatu riwayat Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa amalan yang pertama
kali dihisab adalah amalan sholat, jika sholatnya bagus, maka baguslah amal
yang lainnya.
Sholat
ada dua macam, yaitu sholat wajib dan sholat sunnah. Sholat malam adalah salah
satu sholat sunnah yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sengaja
disyariatkan sunnah karena untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin
terdapat dalam ibadah wajib.
Sholat
malam selain membuat pelakunya istimewa juga mempunyai banyak manfaat. Sholat
tahajud merupakan amalan mulia dan berpahala tinggi namun sangat sedikit orang
yang mampu melaksanakan sholat tahajud ini. Apalagi shalat Tahajjud adalah shalat
sunnah, Insya Allah orang yang melaksanakan shalat sunnah adalah orang yang
memang punya niat yang ikhlas dan motivasi yang kuat. Lain halnya dengan shalat
wajib, tidak jarang kita melaksanakan shalat wajib hanya sekedar “gugur
kewajiban”.
Sholat
tahajjud dilakukan pada malam hari di mana pada malam hari merupakan waktu yang
sangat hening, sehingga waktu itu merupakan waktu yang pas untuk kita
bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.
Apa yang Dimaksud dengan Sholat Tahajud
?
2.
Apa Saja Keutamaan dan Bagaimana Tata
Cara Sholat Tahajud ?
3.
Bagaimana Hukum Sholat Tahajud dalam
Perjalanan ?
4.
Bagaimana Hukum Mengqadha Sholat Tahajud
pada Siang Hari ?
5.
Bagaimana Korelasi antara Sholat Tahajud
dan Tasawuf ?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah
tersebut, maka tujuan dari penulisan adalah :
1.
Untuk memaparkan kepada pembaca tentang
sholat tahajud
2.
Untuk memaparkan kepada pembaca tentang
keutamaan dan tata cara Sholat tahajud
3.
Untuk memaparkan kepada pembaca tentang
Hukum sholat tahajud dalam perjalanan
4.
Untuk memaparkan kepada pembaca tentang
hukum mengqadha sholat tahajud padas siang hari
5.
Untuk memaparkan kepada pembaca tentang
korelasi antara sholat tahajud dan tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat Tahajud
Sholat
tahajud yaitu sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, dimulai selepas
isya’ menjelang subuh dan dikerjakan setelah tidur/terbangun dari tidur.
Pembagian
waktu tahajud :
1.
Sepertiga malam, kira-kira dari jam
19.00 s/d 22.00
2.
Sepertiga kedua, kira-kira mulai jam
22.00 s/d 01.00
3.
Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam
01.00 s/d masuknya waktu subuh.
B. Keutamaan dan Tatacara Sholat
Tahajud
Rasulullah
SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan
memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan
didunia itu, ialah :
1.
Akan dipelihara oleh Allah SWT dari
segala macam bencana.
2.
Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan
dimukanya.
3.
Akan dicintai para hamba Allah yang
shaleh dan dicintai oleh semua manusia
4.
Lidahnya akan mampu mengucapkan
kata-kata yang mengandung hikmah.
5.
Akan dijadikan orang bijaksana, yakni
diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat
keutamaan diakhirat, yaitu :
1.
Wajahnya berseri ketika bangkit dari
kubur di Hari Pembalasan nanti.
2.
Akan mendapat keringanan ketika di
hisab.
3.
Ketika menyebrangi jembatan Shirotol
Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang
menyambar.
4.
Catatan amalnya diberikan ditangan
kanan.
Tata cara sholat
Tahajud
1.
Berniat untuk mengerjakan shalat tahajud
Artinya: "Aku niat
shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah"
2.
Raka'at pertama membaca surah Al
Fatihah, setelah itu di lanjut dengan Bacaan/surah lainyang anda sudah hafal
3.
Pada raka'at selanjutnya lakukan seperti
raka'at pertama
4.
Salam[1]
C. Hukum Sholat Tahajjud dalam
Perjalanan
Orang
yang sedang bepergian diperbolehkan qiyamul lail, bahkan disunnahkan. Dasarnya
jelas dari Rasulullah, beliau melakukan qiyamul lail ketika berada dirumah dan
ketika bepergian. Baliau memperpanjang sholat malamnya meskipun itu ketika
bepergian. Dari Humaid bin Abdurrahman bin Auf bahwa seorang laki-laki dari
sahabat Rasulullah berkata : “kukatakan pada diriku) yang saat itu aku sedang
bepergian bersama Rasulullah, ‘demi allah aku akan mengintai Rasulullah sholat,
sampai aku tahu apa yang beliau lakukan. Setelah sholat isya’ beliau tidur
beberapa saat dimalam hari. Lalu bangun melihat langit dan mengucapkan Rabbana
maa khalaqta hadza Baathila’ sampai ‘innaka Laa Tukhiful Mi’ad.’ Kemudian
kembali rebah ke tempat tidurnya.
Lalu
bangun besiwak, lantas menuju wadah yang didalamnya ada airnya. Lalu bersuci,
bangkit dan sholat. Sampai kukatakam : beliau sholat lamanya sama dengan beliau
tidur. Kemudian tidur sampai kukatakann beliau tidur lamanya sama seperti
sholatnya. Lalu bangun dan melakukan seperti yang dilakukan sebelumnya dan
mengucapkan seperti yang diucapkan.[2]
D. Mengqadha Sholat Tahajud Pada Siang
Hari
Salah
satu hal penting yang telah disyariatkan adalah mengqadha sholat tahajjud pada
siang hari ketika ia terlewatkan karena ketiduran atau sakit. Tentu saja bila
sholat itu sudah menjadi kebiasaan rutin. Semua itu untuk melatih jiwa dalam
ketaatan kepada Allah SWT dan melawan godaan setan.
Dari
Aisyah r.a berkata, “Rasulullah SAW jika melaksanakan sesuatu pekerjaan selalu
menetapinya. Jika ia tertidur pada malam hari atau sedang sakit, beliau
mengerjakan sholat pada siang hari 12 rakaat.” (HR. Muslim)
Dari
Umar bin Khattab berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘barang siapa yang
ketiduran dari wiridnya pada sholat malam atau sesuatu darinya, kemudian dia
membacanya antara sholat subuh dan sholat dhuhur, dicatat baginya seakan-akan
ia membacanya dari malam.” (HR. Muslim)
Dalam
riwayat lain Aisyah berkata, “jika Rasulullah tidak melaksanakan sholat malam
karena ketiduran atau sakit, maka beliau melaksanakannya pada siang hari 12
rakaat.” (HR. At-Tirmidzi).[3]
E. Korelasi antara Sholat Tahajjud
dengan Tasawuf
Sholat
tahajjud merupakan ibadah malam, dimana waktu malam adalah waktu yang sangat
hening untuk kita bermunajat kepada sang pencipta. Melepaskan semua raga dan
jiwa dalam kepasrahan total di keheningan malam disaat manusia lain sedang terlelap tidur. Sikap
kepasrahan total tidak lepas dari pengaruh pendidikan tasawuf. Mengutip dari
perkataan KH. Ali Shodikin, “kita ini lemah tanpa kekuatan Allah, kita ini bodoh
tanpa ilmu Allah, kita ini banyak dosa tanpa ampunan Allah, kita ini kecil
tanpa kebesaran allah, kita ini tiada daya tanpa kekuatan Allah.” Dapat
dipahami dari kutipan tersebut Allah lah dzat yang maha hebat sehingga sudah
sepatutnya kita merasa hina dihadapan Allah SWT, salah satunya dengan cara
bermunajat kepada-Nya melalui sholat tahajud.
Dalam
pendidikan tasawuf, tahajud merupakan pengejawantahan dari ihsan. Ihsan
bermakna sebagai suasana hati dan perilaku seseorang untuk senantiasa merasa
dekat dengan Allah sehingga tindakannya sesuai dengan aturan dan hukum Allah.[4]
Secara definitif ihsan adalah penghambaan diri kepada Allah dalam suasana
rohaniah yang sangat mendalam.
Pada
hakikatnya sholat merupakan upaya untuk mengingat Allah sehingga akan
menumbuhkan kesadaran manusia. Dan
dengan kesadaran itulah akan terbentuk pribadi yang beakhlak mulia. Selain itu
dengan mengingat Allah maka akan merasakan ketenangan hati. Orang yang hatinya
tenang tidak akan mudah emosi dan mampu mengendalikan diri ketika mengalami
kesulitan.[5]
Dengan demikian
melalui sholat tahajjud kita dididik dan
dilatih untuk dapat membersihkan hati dan jiwa kita dengan sedemikian rupa
sehingga dapat melahirkan akhlakul karimah dan mempersiapkan generasi baru yang
nantinya dapat melatih moral dan budi pekerti yang baik dan sekaligus mampu mengaplikasikan ke kehidupan
sehari-hari.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Sholat tahajud yaitu sholat sunnah yang
dilakukan pada waktu malam, dimulai selepas isya’ menjelang subuh dan
dikerjakan setelah tidur/terbangun dari tidur.
2.
Keutamaan Sholat Tahajud
Adapun lima keutamaan
didunia itu, ialah
- Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
- Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
- Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia
- Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
- Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan
yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
- Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
- Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
- Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
- Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
Tata cara sholat
Tahajud
- Berniat untuk mengerjakan shalat tahajud
- Raka'at pertama membaca surah Al Fatihah, setelah itu di lanjut dengan Bacaan/surat lain yang anda sudah hafal
- Pada raka'at selanjutnya lakukan seperti raka'at pertama
- Salam
3.
Sholat Tahajud diperjalanan itu
diperbolehkan, bahkan disunnahkan
4.
Mengqadha sholat tahajud pada siang hari
merupakan satu hal penting yang disyariatkan ketika seseorang ketiduran atau
sedang sakit.
5.
Dalam pendidikan tasawuf, tahajud
merupakan pengejawantahan dari ihsan. Ihsan bermakna sebagai suasana hati dan
perilaku seseorang untuk senantiasa merasa dekat dengan Allah sehingga tindakannya
sesuai dengan aturan dan hukum Allah. Secara definitif ihsan adalah penghambaan
diri kepada Allah dalam suasana rohaniah yang sangat mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Al-Hamidi, Bermunajat dalam Keheningan, 2006, https://books.google.co.id/books?id=b0hnAwAAQBAJ&pg=PT108&dq=qiyamul+lail&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=qiyamul%20lail&f=false,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.00 WIB
Dio Jufrianda, Sholat Tahajud, https://www.scribd.com/document/192569291/SHOLAT-TAHAJUD-pdf,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.14 WIB.
M.
Rusli Amin, Belajar Sukses dari Sholat, Jakarta
: Al-Mawardi Prima, 2004,
Mohammad
Sholeh, Tahajjud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu
Kedokteran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
Muhammad
abdul Qadir Abu Faris, Tazkiyatun Nafs,
Menyucikan Jiwa, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.
Muhammad
Hazmi Fuad, Sholat Tahajjud dalam
Pandangan Tasawuf, Psikologi, dan Psikoneuroimunologi, https://www.academia.edu/13229418/Sholat_Tahajud_dalam_pandangan_Tasawuf_Psikologi_dan_Psikoneuroimunologi,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 14.23 WIB.
[1] Dio Jufrianda, Sholat Tahajud, https://www.scribd.com/document/192569291/SHOLAT-TAHAJUD-pdf, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.14 WIB., hal., 1-3,
[2] Muhammad abdul Qadir Abu Faris, Tazkiyatun Nafs, Menyucikan Jiwa, Jakarta
: Gema Insani Press, 2005, hal., 155
[3] Abu Al-Hamidi, Bermunajat dalam
Keheningan, 2006, https://books.google.co.id/books?id=b0hnAwAAQBAJ&pg=PT108&dq=qiyamul+lail&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=qiyamul%20lail&f=false,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.00 WIB
[4] Mohammad Sholeh, Tahajjud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2001, ha.l, 91.
[5] M. Rusli Amin, Belajar Sukses dari Sholat, Jakarta :
Al-Mawardi Prima, 2004, hal., 140
[6] Muhammad Hazmi Fuad, Sholat Tahajjud dalam Pandangan Tasawuf,
Psikologi, dan Psikoneuroimunologi, https://www.academia.edu/13229418/Sholat_Tahajud_dalam_pandangan_Tasawuf_Psikologi_dan_Psikoneuroimunologi,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 14.23 WIB, hal., 7-8
[2] Muhammad abdul Qadir Abu Faris, Tazkiyatun Nafs, Menyucikan Jiwa, Jakarta
: Gema Insani Press, 2005, hal., 155
[3] Abu Al-Hamidi, Bermunajat dalam
Keheningan, 2006, https://books.google.co.id/books?id=b0hnAwAAQBAJ&pg=PT108&dq=qiyamul+lail&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=qiyamul%20lail&f=false,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.00 WIB
[4] Mohammad Sholeh, Tahajjud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2001, ha.l, 91.
[5] M. Rusli Amin, Belajar Sukses dari Sholat, Jakarta :
Al-Mawardi Prima, 2004, hal., 140
[6] Muhammad Hazmi Fuad, Sholat Tahajjud dalam Pandangan Tasawuf,
Psikologi, dan Psikoneuroimunologi, https://www.academia.edu/13229418/Sholat_Tahajud_dalam_pandangan_Tasawuf_Psikologi_dan_Psikoneuroimunologi,
diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 14.23 WIB, hal., 7-8
No comments:
Post a Comment