Friday, 7 April 2017

Sholat Tahajjud

Sholat Tahajjud

BAB I 

PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Masalah

Sholat merupakan salah satu rukun islam yang harus dikerjakan oleh semua umat Islam. Bahkan dalam suatu riwayat Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa amalan yang pertama kali dihisab adalah amalan sholat, jika sholatnya bagus, maka baguslah amal yang lainnya.
Sholat ada dua macam, yaitu sholat wajib dan sholat sunnah. Sholat malam adalah salah satu sholat sunnah yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sengaja disyariatkan sunnah karena untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin terdapat dalam ibadah wajib.
Sholat malam selain membuat pelakunya istimewa juga mempunyai banyak manfaat. Sholat tahajud merupakan amalan mulia dan berpahala tinggi namun sangat sedikit orang yang mampu melaksanakan sholat tahajud ini. Apalagi shalat Tahajjud adalah shalat sunnah, Insya Allah orang yang melaksanakan shalat sunnah adalah orang yang memang punya niat yang ikhlas dan motivasi yang kuat. Lain halnya dengan shalat wajib, tidak jarang kita melaksanakan shalat wajib hanya sekedar “gugur kewajiban”.
Sholat tahajjud dilakukan pada malam hari di mana pada malam hari merupakan waktu yang sangat hening, sehingga waktu itu merupakan waktu yang pas untuk kita bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah.

B.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.    Apa yang Dimaksud dengan Sholat Tahajud ?
2.    Apa Saja Keutamaan dan Bagaimana Tata Cara Sholat Tahajud ?
3.    Bagaimana Hukum Sholat Tahajud dalam Perjalanan ?
4.    Bagaimana Hukum Mengqadha Sholat Tahajud pada Siang Hari ?
5.    Bagaimana Korelasi antara Sholat Tahajud dan Tasawuf ?

C.      Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan adalah :
1.    Untuk memaparkan kepada pembaca tentang sholat tahajud
2.    Untuk memaparkan kepada pembaca tentang keutamaan dan tata cara Sholat tahajud
3.    Untuk memaparkan kepada pembaca tentang Hukum sholat tahajud dalam perjalanan
4.    Untuk memaparkan kepada pembaca tentang hukum mengqadha sholat tahajud padas siang hari
5.    Untuk memaparkan kepada pembaca tentang korelasi antara sholat tahajud dan tasawuf

BAB II 

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sholat Tahajud

Sholat tahajud yaitu sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, dimulai selepas isya’ menjelang subuh dan dikerjakan setelah tidur/terbangun dari tidur.
Pembagian waktu tahajud :
1.         Sepertiga malam, kira-kira dari jam 19.00 s/d 22.00
2.         Sepertiga kedua, kira-kira mulai jam 22.00 s/d 01.00
3.         Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 s/d masuknya waktu subuh.

B.       Keutamaan dan Tatacara Sholat Tahajud

Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”

Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1.         Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2.         Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3.         Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia
4.         Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5.         Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
                
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1.         Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2.         Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3.         Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4.         Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

Tata cara sholat Tahajud
1.      Berniat untuk mengerjakan shalat tahajud

Description: Description: Description: Description: bacaan niat sholat tahajud 

Artinya: "Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah"
2.      Raka'at pertama membaca surah Al Fatihah, setelah itu di lanjut dengan Bacaan/surah lainyang anda sudah hafal
3.      Pada raka'at selanjutnya lakukan seperti raka'at pertama
4.      Salam[1]

C.      Hukum Sholat Tahajjud dalam Perjalanan

Orang yang sedang bepergian diperbolehkan qiyamul lail, bahkan disunnahkan. Dasarnya jelas dari Rasulullah, beliau melakukan qiyamul lail ketika berada dirumah dan ketika bepergian. Baliau memperpanjang sholat malamnya meskipun itu ketika bepergian. Dari Humaid bin Abdurrahman bin Auf bahwa seorang laki-laki dari sahabat Rasulullah berkata : “kukatakan pada diriku) yang saat itu aku sedang bepergian bersama Rasulullah, ‘demi allah aku akan mengintai Rasulullah sholat, sampai aku tahu apa yang beliau lakukan. Setelah sholat isya’ beliau tidur beberapa saat dimalam hari. Lalu bangun melihat langit dan mengucapkan Rabbana maa khalaqta hadza Baathila’ sampai ‘innaka Laa Tukhiful Mi’ad.’ Kemudian kembali rebah ke tempat tidurnya.
Lalu bangun besiwak, lantas menuju wadah yang didalamnya ada airnya. Lalu bersuci, bangkit dan sholat. Sampai kukatakam : beliau sholat lamanya sama dengan beliau tidur. Kemudian tidur sampai kukatakann beliau tidur lamanya sama seperti sholatnya. Lalu bangun dan melakukan seperti yang dilakukan sebelumnya dan mengucapkan seperti yang diucapkan.[2]

D.      Mengqadha Sholat Tahajud Pada Siang Hari

Salah satu hal penting yang telah disyariatkan adalah mengqadha sholat tahajjud pada siang hari ketika ia terlewatkan karena ketiduran atau sakit. Tentu saja bila sholat itu sudah menjadi kebiasaan rutin. Semua itu untuk melatih jiwa dalam ketaatan kepada Allah SWT dan melawan godaan setan.
Dari Aisyah r.a berkata, “Rasulullah SAW jika melaksanakan sesuatu pekerjaan selalu menetapinya. Jika ia tertidur pada malam hari atau sedang sakit, beliau mengerjakan sholat pada siang hari 12 rakaat.” (HR. Muslim)
Dari Umar bin Khattab berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘barang siapa yang ketiduran dari wiridnya pada sholat malam atau sesuatu darinya, kemudian dia membacanya antara sholat subuh dan sholat dhuhur, dicatat baginya seakan-akan ia membacanya dari malam.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata, “jika Rasulullah tidak melaksanakan sholat malam karena ketiduran atau sakit, maka beliau melaksanakannya pada siang hari 12 rakaat.” (HR. At-Tirmidzi).[3] 

E.       Korelasi antara Sholat Tahajjud dengan Tasawuf

Sholat tahajjud merupakan ibadah malam, dimana waktu malam adalah waktu yang sangat hening untuk kita bermunajat kepada sang pencipta. Melepaskan semua raga dan jiwa dalam kepasrahan total di keheningan malam disaat  manusia lain sedang terlelap tidur. Sikap kepasrahan total tidak lepas dari pengaruh pendidikan tasawuf. Mengutip dari perkataan KH. Ali Shodikin, “kita ini lemah tanpa kekuatan Allah, kita ini bodoh tanpa ilmu Allah, kita ini banyak dosa tanpa ampunan Allah, kita ini kecil tanpa kebesaran allah, kita ini tiada daya tanpa kekuatan Allah.” Dapat dipahami dari kutipan tersebut Allah lah dzat yang maha hebat sehingga sudah sepatutnya kita merasa hina dihadapan Allah SWT, salah satunya dengan cara bermunajat kepada-Nya melalui sholat tahajud.
Dalam pendidikan tasawuf, tahajud merupakan pengejawantahan dari ihsan. Ihsan bermakna sebagai suasana hati dan perilaku seseorang untuk senantiasa merasa dekat dengan Allah sehingga tindakannya sesuai dengan aturan dan hukum Allah.[4] Secara definitif ihsan adalah penghambaan diri kepada Allah dalam suasana rohaniah yang sangat mendalam.
Pada hakikatnya sholat merupakan upaya untuk mengingat Allah sehingga akan menumbuhkan kesadaran manusia.  Dan dengan kesadaran itulah akan terbentuk pribadi yang beakhlak mulia. Selain itu dengan mengingat Allah maka akan merasakan ketenangan hati. Orang yang hatinya tenang tidak akan mudah emosi dan mampu mengendalikan diri ketika mengalami kesulitan.[5]
Dengan demikian melalui sholat tahajjud  kita dididik dan dilatih untuk dapat membersihkan hati dan jiwa kita dengan sedemikian rupa sehingga dapat melahirkan akhlakul karimah dan mempersiapkan generasi baru yang nantinya dapat melatih moral dan budi pekerti yang baik dan sekaligus  mampu mengaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.[6]

BAB III 

PENUTUP 

       A. Simpulan
1.        Sholat tahajud yaitu sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, dimulai selepas isya’ menjelang subuh dan dikerjakan setelah tidur/terbangun dari tidur.
2.        Keutamaan Sholat Tahajud
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah 
  • Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
  • Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
  • Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia
  •  Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
  • Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
  •  
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
  • Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
  • Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
  • Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
  • Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

Tata cara sholat Tahajud
  • Berniat untuk mengerjakan shalat tahajud
  • Raka'at pertama membaca surah Al Fatihah, setelah itu di lanjut dengan Bacaan/surat lain yang anda sudah hafal
  • Pada raka'at selanjutnya lakukan seperti raka'at pertama
  •  Salam
3.      Sholat Tahajud diperjalanan itu diperbolehkan, bahkan disunnahkan
4.      Mengqadha sholat tahajud pada siang hari merupakan satu hal penting yang disyariatkan ketika seseorang ketiduran atau sedang sakit.
5.      Dalam pendidikan tasawuf, tahajud merupakan pengejawantahan dari ihsan. Ihsan bermakna sebagai suasana hati dan perilaku seseorang untuk senantiasa merasa dekat dengan Allah sehingga tindakannya sesuai dengan aturan dan hukum Allah. Secara definitif ihsan adalah penghambaan diri kepada Allah dalam suasana rohaniah yang sangat mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Al-Hamidi, Bermunajat dalam Keheningan, 2006, https://books.google.co.id/books?id=b0hnAwAAQBAJ&pg=PT108&dq=qiyamul+lail&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=qiyamul%20lail&f=false, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.00 WIB
Dio Jufrianda, Sholat Tahajud, https://www.scribd.com/document/192569291/SHOLAT-TAHAJUD-pdf, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.14 WIB.
M. Rusli Amin, Belajar Sukses dari Sholat, Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2004,
Mohammad Sholeh, Tahajjud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
Muhammad abdul Qadir Abu Faris, Tazkiyatun Nafs, Menyucikan Jiwa, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.
Muhammad Hazmi Fuad, Sholat Tahajjud dalam Pandangan Tasawuf, Psikologi, dan Psikoneuroimunologi, https://www.academia.edu/13229418/Sholat_Tahajud_dalam_pandangan_Tasawuf_Psikologi_dan_Psikoneuroimunologi, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 14.23 WIB.





[1] Dio Jufrianda, Sholat Tahajud, https://www.scribd.com/document/192569291/SHOLAT-TAHAJUD-pdf, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.14 WIB., hal., 1-3,

[2] Muhammad abdul Qadir Abu Faris, Tazkiyatun Nafs, Menyucikan Jiwa, Jakarta : Gema Insani Press, 2005, hal., 155
[3] Abu Al-Hamidi, Bermunajat dalam Keheningan, 2006, https://books.google.co.id/books?id=b0hnAwAAQBAJ&pg=PT108&dq=qiyamul+lail&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=qiyamul%20lail&f=false, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 15.00 WIB
[4] Mohammad Sholeh, Tahajjud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001,  ha.l, 91.
[5] M. Rusli Amin, Belajar Sukses dari Sholat, Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2004, hal., 140
[6] Muhammad Hazmi Fuad, Sholat Tahajjud dalam Pandangan Tasawuf, Psikologi, dan Psikoneuroimunologihttps://www.academia.edu/13229418/Sholat_Tahajud_dalam_pandangan_Tasawuf_Psikologi_dan_Psikoneuroimunologi, diakses pada hari Minggu, 2 April 2017 pukul 14.23 WIB,  hal., 7-8

No comments:

Post a Comment