Thursday, 3 January 2019

Ayat, Terjemah, Kandungan dan Asbabun Nuzul Surat Al-Fatihah

Ayat, Terjemah, Kandungan dan Asbabun Nuzul Surah Al-Fatihah

Ayat, Terjemah, Kandungan dan Asbabun Nuzul Surat Al-Fatihah
Ayat, Terjemah, Kandungan dan Asbabun Nuzul Surat Al-Fatihah

Ayat dan Terjemahanan Surah :



 بسْم اللهِ الرّحْمَنِ الرّحِيْم
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam

الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

مَالِكِ يِوْمِ الدِّيْنِ
Yang menguasai hari pembalasan

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنَ
 Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan

اهْدِنَا الصَّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus

صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِيْن
(Yaitu) jalan orang-orang yang engkau beri nikmat kepadanya, Buka jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat


Makna dan Kandungan Surah :

Surat Al-Fatihah  “Pembukaan” adalah surat pertama dalam kitab suci al-qur’an, oleh sebab itu ia dinamakan pembuka dan ketujuh ayat yang terdapat dalam surat al-fatihah tersebut diturunkan secara bersamaan  di saat Nabi Muhammad Saw masih bermukim di Makkah.

Nama lain surat al-fatihah, diantaranya Ummul Qur’an atau Ummul Kitab (induk dari Kitab Suci) dikarenakan segala permasalahan dan isi yang terkandung dalam al-Qur’an menurut para ahli tafsir terangkum dalam surat al-fatihah tersebut.

Adapun nama al-sab’u al-matsani (tujuh ayat yang diucapkan berulang-ulang) maksudnya bahwa surat al-fatihah yang tujuh ayat itu diucapkan berulang-ulang  oleh kaum muslimim dalam sehari semalam minimal sebanyak 17 kali bacaan sesuai dnegan jumlah rakaat shalat fardlu.

Unsur –unsur pokok yang terkandung dalam surat al-fatihah sebagai cerminan isi kandungan kitab suci Al-Qur’an, diantaranya sebagai berikut:

Keimanan


Dalam surat al-Fatihah menjelaskan tentang ke-ESA-an Allah dalam mencipta, menumbuhkan, mendidik, dan memberi rizki atas segala makhluk-Nya dan tempat memohon segala hal. Maka dan harus meyakini bahwa hanya Allah-lah Tuhan semesta alam dan segala puja dan puji hanyalah milik-Nya.

Dan bukan hanya cukup sekedar meyakini akan ketuhanan Allah sebagai sang pencipta, tetapi semua makhluk yang diciptakan-Nya wajib menyembah-Nya dan meminta segala kebutuhan kepada-Nya, karena hanya Dia-lah yang berhak untuk disembah dan diminta anugrah-Nya.

Kekuasaan Allah tidak terbatas atas apa yang telah terjadi (wujudnya alam semesta), melainkan kekuasaan-Nya mencakup apa yang belum terjadi yaitu alam akhirat (alam setelah kehancuran alam dunia).

Hukum-hukum


Allah Swt. dalam surat al-fatihah juga menjelaskan aturan-aturan sebagai tata kehidupan agar bahagia dalam mengarungi kehidupan dunia, sebagai mana apa yang Allah anugrahkan kepada orang-orang baik dalam menjalankan kehidupan beragamanya dengan menjalankan dan taat atas hukum-hukum yang Allah buat.

Kisah-kisah


Dalam al-Quran banyak mengkhabarkan akan riwayat kehidupan orang-orang terdahulu, diantaranya kehidupan para Rasul dan umatnya. Dan tidak semua umat para rasul itu menjadi pengikutnya, tidak sedikit dari mereka itu menjadi penentangnya yang digambarkan dalam surat al-fatihah, yaitu orang-orang yang dikutuk.

Atau mereka menjadi pengikut para Nabi tetapi melakukan ritual-ritual keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran yang telah diajarkan oleh Rasul tersebut kepada mereka, dan orang-orang tersebut di dalam surat al-fatihah dinamakan orang-orang yang tersesat.

Sedangkan orang-orang yang taat dan mengikuti ajaran Rasul yang sebenar-benarnya adalah mereka yang diberi anugrah kenikmatan untuk berjalan di jalan-Nya yang lurus, atau disebut sebagai orang yang sholih, shidiq, dan syuhada.

Adapun secara terperinci segala penjelasan atas apa yang telah disebutkan di atas terdapat dalam ayat-ayat  Al Quran pada surat-surat yang lain.

Asbabun Nuzul :


Sebagaimana diriwatkan oleh Ali bin Abi Tholib mantu Rosulullah Muhammad saw: “Surat al-Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di bawah ‘arsy’”
        Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami:“Ayahku bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”
         Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah saw. bersabda saat Ubai bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, “Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh kalimat pujian) dan al-Quran al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”

No comments:

Post a Comment