PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mbah
Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan, bagi warga Tambakromo dan sekitarnya cukup
dikenal dengan sapaan Nyai Ageng Ngerang. Nyai Ageng Ngerang merupakan
keturunan bangsawan Kerajaan Majapahit dan mempunyai nasab dengan Nabi Muhammad
SAW generasi ke 25 dari jalur keluarga Bani Alawi Hadramaut.
Banyak
masyarakat yang masih kurang mengetahui tentang Nyai Ageng Ngerang. Mereka
hanya mengetahui tentang makam beliau
dan ikut dalam pelaksanaan khoul tanpa mengetahui banyak hal tentang beliau.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis akan memaparkan tentang apa saja
yang berhubungan dengan Nyai Ageng Ngerang.
Menurut
sebuah artikel tulisan M. Nurdin Fathurrohman yang berjudul “Nyai Ageng
Ngerang”, Nyai ageng Ngerang mempunyai kedekatan dengan Syekh Siti Jenar, namun
setelah saya melakukan riset, menurut juru kunci makam Nyai Ageng Ngerang, Nyai
Ageng Ngerang dengan Syekh Siti Jenar hanya sebatas sahabat tanpa mempunyai
hubungan nasab. Karena pengaruh konflik politik kerajaan Demak dengan Syekh
Siti Jenar, akan diburu prajurit kerajaan Demak. Maka demi keselamatan para
santrinya, Nyai Ageng Ngerang meninggalkan padepokan Ngerang Juwana pergi ke
arah selatan menyusuri pegunungan Kendeng.
Dengan
sejarah ini dapat mengingatkan kepada kita untuk mengenang kembali perjuangan
Nyai Ageng Ngerang dalam berdakwah menyebarkan agama Islam dengan ditemukannya
masjid yang ada di dekat makam beliau supaya dijadikan teladan yang baik dalam
hidup. Dalam perjuangan dakwah islamiyah
yang tentu ditemukan berbagai rintangan dan tantangan perlu dijadikan rujukan
bagi kaum Muslim.
Melalui riset
ini, penulis berharap pambaca ataupun warga sekitar dapat mengetahui lebih
jelas dan lebih banyak lagi tentang Nyai Ageng Ngerang melalui karya tulis yang
penulis buat ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara
Nyai Ageng Ngerang dalam mensyiarkan agama Islam di Ngerang Tambakromo ?
2.
Apakah benar
masjid yang ditemukan warga merupakan peninggalkan Nyai Ageng Ngerang ?
3.
Apa saja keramat
yang dimiliki oleh Nyai Ageng Ngerang ?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk memaparkan
cara Nyai Ageng Ngerang dalam mensyiarkan agama Islam di Ngerang Tambakromo.
2.
Untuk
membuktikan apakah benar masjid yang ditemukan warga merupakan peninggalkan
Nyai Ageng Ngerang.
3.
Untuk memaparkan
apa saja keramat yang dimiliki oleh Nyai Ageng Ngerang.
BAB II
PEMBAHASAN
aA. Cara Nyai Ageng Ngerang dalam mensyi’arkan agama
Islam
Nyai
Ageng Ngerang merupakan tokoh penyebar Islam di pulau Jawa yang memiliki
perjuangan dan kegigihan besar dalam menyerukan syi’ar Islam. Beliau melanglang
buwana untuk menyebarkan agama Islam dan untuk memperluas daerah kekuasaannya..
beliau melakukan penyebaran Islam melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan
kepada para warga. Beliau mengajari murid-muridnya mengaji dan mendidik para
santri untuk menuju jalan yang benar.namun untuk mencapai tujuannya dan untuk
memperoleh wilayah kekuasaan, Nyai Ageng Ngerang harus melewati dan menghadapi
orang-orang yang berusaha untuk menhalangi dakwah beliau. Beliau diremehkan
hanya karena seorang wanita. Untuk mencapai wilayah kekuasaan sangat sulit,
karena wanita langkah kakinya sempit.
Nyai
Ageng Ngerang merupakan pribadi yang teguh dan kuat (sering diremehkan). Beliau
juga mengislamkan warga dengan malakukan lawalata. Dia berjalan kaki jauh
kepedalaman. Di beberapa tempat, beliau mendirikan padepokan atau pesantren
sebagai pusat syiar dan penggemblengan
bathin. Namun setelah saya melakukan wawancara, pesantren tersebut tidak
diketahui namanya. Nyai Ageng ngerang memiliki sebuah selendang widodari,
peninggalan eyangnya. Dan pada saat itu ada orang yang menghina, apa yang bisa
diperbuat wanita dalam menyebarkan Islam. Beliau marah dan menghunus selendang
dan dilecutkan ke langit, dibhakarlah selendang terseybut, tempat yang
kejatuhan abu selendang tersebut menjadi daerah kekuasaannya.
B. Masjid sebagai bukti petilasan Nyai Ageng Ngerang
Menurut
juru kunci yang saya temui, Nyai Ageng Ngerang meninggalkan petilasan berupa sebuah
masjid. Warga menemukannya ketika mencangkul di sawah sebelahnya dan warga
menemukan sebuah mustaka atau kubah masjid yang menurut juru kunci tersebut
merupakan petilasan Ntyai ageng Ngerang. Masjid tersebut dibangun oleh Nyai
Ageng Ngerang ratusan tahun yang lalu, masjid tersebut dahulu sering digunakan
beliau untuk memulai kegiatan dakwah keagamaan, baik berupa pendidikan dan
pengajian/majlis ta’lim, dan lain sebagainya. Masjid tersebut tidak hanya
berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan saja, tetapi juga kegiatan sosial
kemasyarakatan. Karena masjid tersebut
sudah tidak ada, sekarang tempat tersebut digunakan sebagai tempat mauludan.
Mauludan adalah sebuah tempat sederhana yang tidak begitu luas, areal tanahnya
sekitar 10 m2. Walaupun tempat tersebut tidak begitu luas, namun
ajaibnya tempat tersebut dapat ditempati semua dusun Ngerang ketika mengadakan
acara ritual. Masjid itu berada sekitar 50 m dari makan beliau berubah menjadi
tanah kosong yang dinamakan “punthuk”. Tempat tersebut dulunya digunakan Nyai
Ageng Ngerang untuk bersemedi. Punthuk tersebut tidak dapat ditanami
tumbuh-tumbuhan, dan apabila punthuk itu ditanami tumbuh-tumbuhan, tumbuhan itu
akan mati dan tidak akan bisa hidup, bahkan hewan jika melewati tanah tersebut
akan ikut mati, dan burung yang terbang di atasnya akan jatuh dan mati juga.
Punthuk
ini digunakan warga sekitar sebagai tempat bertapa, mediasi dan munajat. Selain
untuk bersemedi dan bertapa, Nyai Ageng Ngerang juga menggunakan punthuk
tersebut untuk mediasi, dan munajat beliau kepada Allah SWT dengan
sungguh-sungguh, sehingga mendapatkan ketenangan jiwa dan derajat yang agung di
sisi Allah SWT.
C. Keramat Nyai Ageng Ngerang
Nyai Ageng Ngerang mempunyai banyak keramat yang
luar biasa, diantaranya :
1.
Shahibul
Maqbarah
Baliau
bisa datang kapan saja jika ada orang yang membaca fatihah yang dihadiahkan
kepada nabi dan kepadanya atas izin Allah dan dengan melihat kesucian hati
orang yang membacanya.
2.
Mempunyai khadam
kuda “jaran sembrani”
Jaran
tersebut dulunya digunakan untuk setiap kali beliau pergi menyebarkan Islam.
Menurut warga Ngerang, para warga tidak ada yang boleh memelihara kuda, karena
bisa dikatakan menandingi kuda Nyai Ageng Ngerang. Hal ini bisa dilihat saat
kirab beliau, ada sebagian orang yang mengikuti kirab dengan menunggang kuda,
namun setelah sampai dihalaman makam, kuda tersebut berontak, seakan-akan ingin
cepat pergi dari tempat tersebut.
3.
Mempunyai khadam
berupa lembu peteng harimau
Disetiap
haul beliau, lembu itu ikut serta dalam kirab, namun hanya orang-orang yang
disayang beliaulah yang tau akan keberadaan lembu tersebut.
4.
Pewaris
selendang widodari dari Dewi Nawang Wulan dan Ki Ageng Jaka tarub, Eyangnya
Selendang
itu memiliki keistimewaan yang dapat digunakan untuk mencari dan membuat
wilayah kekuasaan/buni Ngerang sehingga wilayah kekuasaan beliau sangat luas.
Saat beliau memiliki masalah tentang wilayah kekuasaan tersebut, dan ketika
beliau diremehkan hanya karena seorang wanita yang langkahnya sempit dan
sedikit wilayahnya, beliau membakar selendang tersebut dan menghantamkannya ke
langit, hingga selendang tersebut mengeluarkan langes atau abu, dan tempat yang
kejatuhan langes atau abu tersebut menjadi bumi Ngerang.
5.
Memiliki Khadam
berupa hewan Banteng
Menurut
warga, dahulu saat beliau sedang bercocok tanam, beliau diserang oleh
segerombolan banteng yang ingin merusak tanamannya. Namun, atas ijin Allah
beliau dapat mengalahkan banteng tersebut, dan akhirnya banteng tersebut tunduk
kepada beliau, diberi air minum dari sendang putih.
6.
Kemana-mana
selalu diikuti angin
Suara
gemuruh, tapi tidak begitu keras menjadi tanda kedatangan beliau. Atas ijin Allah beliau juga bisa mencegah dan
mendatangkan hujan.
7.
Kain mori makan
beliau
Setiap
tanggal 1 muharram kain mori tersebut diganti dengan kain mori yang baru, dan
kain yang lama akan dilelang. Hasil lelang dari kain tersebut digunakan untuk
perbaikan makam.
8.
Karak/nasi
khusus yang didoakan di makam beliau
Nasi
karak tersebut diyakini memiliki banyak keberkahan dan manfaatnya. Antara lain
untuk pengobatan, usaha, pembasmi serangga dan lain sebagainya. Yang lebih
khusus lagiyaitu digunakan untuk tolak angin/terhindar dari angin kencang.
Selain
keramat tersebut, beliau juga memiliki barang pusaka, diantaranya berupa
genteng dan bata. Genteng dan bata tersebut masih dapat dilihat dengan mata
telanjang. Warga meyakini genteng dan bata tersebut menolak/terhindar balak. Maka
tak jarang dari mereka meminjamnya untuk keperluan tertentu.namun, setelah
hajat selesai, genteng tersebut harus segera dkembalikan. Jika tidak, ada 2
kemungkinan yang terjadi. Pertama, diminta oleh beliau untuk segera
mengembalikannya.kedua, akan di obrak-abrik rumahnya oleh Allah lantara Nyai
Ageng Ngerang melalui angin yang menjadi kebesarab beliau.
Dari buku karangan
Ahbab Dawam dituliskan fakta-fakta dari berkah salah satu keramat beliau, yaitu
kain mori/luwur, antara lain:
1.
Seorang WNI yang
merantau di Malaysia, dia berkunjung untuk kembali ke negara asalnya, yaitu
negara Indonesia, namun paspor orang tersebut hilang entah kemana. Beliau mempunyai
kekhawatiran yang besar jika di Bandara. Kemudian dia mempunyai ide untuk
mengambil berkah dari kain mori tersebut. Dengan mantab akan ditolong Allah akhirnya,
alhamdulillah di Bandara beliau tidak tertangkap dan tidak menemukan masalah.
2.
Ketika rombongan
bus sedang dalam perjalanan ke Sumatra, tiba-tiba di tengah jalan bus oleng dan
jatuh ke jurang. Namun karena banyak penumpang yang membawa kain mori/luwur
Nyai Ageng Ngerang, para penumpang selamat dan tidak ada luka yang serius.
3.
Peristiwa tenggelamnya
kapal di perairan Jepara. Walaupun sudah 3 hari terombang-ambing ombak, para
penumpang masih bisa di selamatkan.
Argumen Penulis
Menurut peneliti, fakta fakta yang di
sebutkan dalam referensi di atas memang rentan terhadap syirik, apalagi di
zaman yang serba modern seperti sekarang ini, sudah tidak banyak orang yang
percaya terhadap jimat. Karna segala sesuatu seperti jimat dan lain sebagainya,
hanya Tuhan yang tahu. Penulis menyadari hal tersebut, namun disini penulis
hanya berusaha menulis sesuai dengan data yang penulis dapatkan.
Pendekatan dalam penelitian.
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan feminisme, karena dalam
penulisan yang berjudul “peran nyai Ageng Ngerang dalam mensyiarkan agama Islam
di Ngerang Tambakromo ini menjelaskan semua yang berhubungan dengan tokoh
wanita, yaitu Nyai Ageng Ngerang. Di mana, disini dijelaskan bahwa Nyai Ageng
Ngerang merupakan seorang yang penyayangdan melindungi kaum yang lemah dan
teraniaya. Beliau juga merupakan tokoh wanita penyebar Islam yang menyebarkan
islam dengan sabar dan tabah. Beliau juga melewati berbagai rintangan dan
tantangan. Beliau mendirikan pondok-pondok pesantren sebagai pusat dakwahnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Nyai Ageng
Nerang merupakan tokoh penyebar agama islam di pulau jawa yang mensyiarkan agam
Islam dengan cara melakukan pendekatan pendekatan yang dilakukan kepada para
warga dan dengan mendirikan pesantren-pesantren.
2.
Dahulu, Nyai
Ageng Ngerang meninggalkan petilasan berupa masjid yang dahulu digunakan beliau
untuk memulai kegiatan dakwah keagamaan, baik berupa pendidikan dan
pengajian/majlis ta’lim dan lain sebagainya.
3.
Keramat yang
beliau miliki yaitu :
a.
Shahibul maqbarah
b.
Khadam kuda “jaran
sembrani”
c.
Khadam lembu
peteng harimau
d.
Pewaris selendang
widodari
e.
Khadam berupa
hewan banteng
f.
Kemana-mana
selalu diikuti angin
g.
Kain mori dari
makam beliau.
B.
Saran
Bagi para pembaca
jangan mudah mempercayai hal-hal yang menyebabkan suatu kemusyrikan, dan lebih
bersemangat untuk menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah dan mengajak
orang-orang disekitar kita untuk berbuat baik dan dengan terus berdoa serta
memohon petunjuk dari Allah SWT.
No comments:
Post a Comment