Sunday 15 January 2017

Surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Lahab, Al-Kafirun (Ayat, Terjemah, kandungan Isi dan Asbabun Nuzul)

Surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Lahab, Al-Kafirun (Ayat, Terjemah, kandungan Isi dan Asbabun Nuzul)

Surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Lahab, Al-Kafirun (Ayat, Terjemah, kandungan Isi dan Asbabun Nuzul)
Surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Lahab, Al-Kafirun

 QUR’AN SURAT AN-NAS DAN AL-FALAQ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) 
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ  وَالنَّاسِ

Artinya :
Katakanlah, “aku berlindung pada tuhannya manusia. Raja manusia. sembahan manusia. Dari kejahatan ( bisikan ) syaitan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan ) kedalam dada manusia. Dari ( golongan ) jin dan manusia.

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥


Artinya :
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang), Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

ASBABUN NUZUL SURAT AN-NAS DAN AL-FALAQ

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah Saw, pernah sakit yang agak parah, sehingga datanglah kepadanya dua malaikat, yang satu duduk disebelah kepalanya dan yang satunya lagi disebelah kakinya. Berkatalah malaikat disebelah kakinya kepada yang ada disebelah kepalanya: "Apa yang engkau lihat ?" Ia berkata : "Dia kena guna-guna". "apa guna-guna itu?". "guna-guna itu sihir". "Siapa yang membuat sihirnya?" Ia menjawab : "Labid bin al-A'sham Alyahudi yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan disumur keluarga si Anu, dibawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya kemudian ambillah gulungannya dan bakarlah".
  Pada pagi hari Rasulullah Saw, mengutus 'Ammar bin Yasir dengan kawan-kawanya. Setibanya di sumur itu tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya dan diangkat batunya serta dikeluarkan gulungannya terus dibakar dan ternyata di dalam gulungann itu ada tali yang terdiri dari sebelas simpul. Kedua surat ini (Q.S 113 dan Q.S 114) turun berkenaan dengan peristiwa itu. Setiap kali Rasulullah mengucapkan satu ayat terbukalah simpulnya.
Diriwayatkan oleh al-baihaki didalam kitab Dala'ilun Nu-buwah dari al-kalbi dari Abi Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Keterangan :
Dalam kitab Bukhari terdapat syahid (penguat Hadist) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya dua surat itu. Dalam riwayat lain ada syahid yang ceritanya seperti itu dan menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum yahudi membuat makanan bagi Rasulullah Saw. Setelah makan makanan itu tiba-tiba Rasulullah sakit keras sehingga sahabat-sahabatnya mengira bahwa penyakit itu timbul dari perbuatan yahudi itu, maka turunlah Jibril membawa dua surat ini (Q.S 113 dan Q.S 114) dan membacakan taa'udz.
Seketika itu juga Rasulullah Saw, keluar menemui sahabat-sahabatnya dalam keadaan sehat wal'afiat.


ISI KANDUNGAN SURAH AN-NAS

Surat ini turun bersamaan dengan surat Al Falaq, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam terkena sihir yang dilakukan oleh Labid bin al-A’shom seorang Yahudi yang meletakkan rontokan rambut Rasulullah yang berjumlah 11 helai di bawah sebuah batu yang berada di bawah sumur yang berair. Oleh karenanya, jumlah ayat dari dua surat An Nas dan Al Falaq adalah 11 ayat ; surat an-Nas berjumlah 6 ayat sedang surat al-Falaq berjumlah  5 ayat.
Dalam surat ini, Allah memerintahkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam untuk berlindung kepada Allah dari was-was syaitan. Perintah kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam berarti juga perintah kepada umatnya. Di dalam kehidupan sehari-hari, jika kita ingin berlindung dari bahaya  apapun juga, kita akan berlindung kepada sesuatu yang kuat. Umpamanya kita ingin menghindari dari bahaya banjir, maka kita akan berlindung di suatu tempat yang tinggi dan kuat yang bisa menahan arus banjir. Atau kita ingin terhindar dari sambaran petir, maka kita akan mencari rumah yang dilengkapi dengan perlengkapan penangkal petir, begitu seterusnya.
Kaitannya dengan surat An-Nas ini adalah kita diperintahkan berlindung dari bahaya godaan syetan, yang selalu membisikan ke dalam dada manusia. Syetan adalah musuh yang sangat berbahaya, kita tidak bisa melihat mereka, tetapi mereka melihat kita. Oleh karena itu kita memerlukan perlindungan dari serangan-serangan syetan  yang datang bertubi-tubi, tiada henti-hentinya tersebut. Maka Allah menjelaskan bahwa tidak ada tempat berlindung dari itu semua kecuali Allah.
Selain keterangan di atas, surat an-nas juga mengandung dua tauhid, yaitu tauhid Rubbubiyah dan tauhid Uluhiyyah:
1. Tauhid Rububbiyah
Ayat-ayat yang mendahulukan kata Rabb (pendidik) dari kata Malik dan Illah karena pendidikan adalah nikmat Allah yang paling utama dan terbesar bagi manusia. Kemudian yang kedua diikuti dengan kata Malik (Raja) karena manusia harus tunduk kepada kerajaan Allah sesudah mereka dewasa dan berakal.
Allah menjelaskan bahwa Tuhan yang mendidik anusia itu adalah yang memiliki dan yang mengatur semua syari’at, yang membuat undang-undang, peraturan-peraturan dan hukum-hukum agama. Barang siapa memetuhinya akan berbahagia hidup di dunia dan di Akhirat.
Allah menambah keterangan tentang tuhan pendidik manusia Ialah yang menguasai jiwa mereka dengan kebesaran-Nya. Mereka tidak mengetahui kekuasaan allah itu secara keseluruhan, tetapi mereka tunduk kepada-Nya dengan sepenuh hati dan mereka tidak mengetahui bagaimana datangnya dorongan hati kepada mereka itu, sehingga dapat mempengaruhi seluruh jiwa raga mereka.

2. Tauhid uluhiyah
Disini kata Illah ( sembahan ) , karena manusia sesudah berakal menyadari bahwa hanya kepada Allah mereka harus tunduk dan hanya Dia saja yang berhak untuk disembah. Allah menyatakan dalam ayat-ayat Dia Raja manusia. Pemilik manusia dan tuhan manusia, bahkan Dia adalah tuhan segala sesuatu tetapi dilain pihak, manusialah yang membuat kesalahan dan kekeliruan dalam menyifati Allah sehingga mereka tersesat dari jalan lurus.
“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itu lah agama yang lurus ( Al-Bayyinah ayat 5 )


ISI KANDUNGAN SURAT AL-FALAQ

1. Rabbul falaq bisa juga berarti Tuhan Yang Membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, demikian pula yang membelah malam dengan terbitnya fajar.

2. Seperti makhluk hidup yang mukallaf (yang mendapat beban) seperti manusia dan jin, dan makhluk hidup yang tidak mukallaf, demikian pula makhluk tidak hidup seperti racun, dsb.

3. Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membuat buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut. Ayat ini menunjukkan, bahwa sihir memiliki hakikat yang perlu diwaspadai bahayanya. Untuk mengatasinya adalah dengan meminta perlindungan kepada Allah dari sihir itu dan dari orang-orangnya.

4. Hasad artinya suka atau senang jika nikmat yang ada pada orang lain hilang darinya. Namun jika senang pada nikmat orang lain dalam arti, ia senang jika ia memperoleh pula nikmat itu dan tidak ada keinginan agar nikmat pada orang lain hilang, maka tidaklah tercela, hal ini dinamakan juga ‘ghibthah’.

5. Yakni menampakkan kedengkiannya dan melakukan konsekwensi dari dengki itu dengan melakukan segala sebab yang bisa dilakukan agar nikmat itu hilang darinya. Termasuk ke dalam yang hasad adalah orang yang menimpakan keburukan kepada orang lain melalui matanya (‘ain), karena hal itu tidaklah muncul kecuali dari orang yang dengki yang buruk tabiatnya dan buruk jiwanya. Demikian pula termasuk ke dalam ‘yang hasad’ adalah Iblis dan keturunannya yang sangat dengki kepada manusia.

Disebutkan ketiga macam kejahatan itu meskipun telah dicakup dalam firman Allah Ta’ala, “Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,” adalah karena besarnya kejahatan ketiga macam itu (kejahatan malam ketika telah gelap, wanita-wanita tukang sihir dan orang yang dengki).

PERBANDINGAN ANTARA SURAT AN NAAS DAN SURAT AL FALAQ
Di sana ada beberapa perbedaan antara Surat An Naas dan Surat al Falaq, diantaranya adalah bahwa dalam surat al-Falaq kita diperintahkan meminta perlindungan dengan menggunakan nama Allah “ ar-Rabb “ saja,  dari empat hal : kejahatan makhluq, kejahatan malam, kejahatan tukang sihir, dan kejahatan orang yang hasad. Sedangkan dalam surat An Naas kita diperintahkan untuk meminta perlindungan dengan menggunakan tiga nama Allah, yaitu, Rabb, Malik dan Ilah, dari satu kejahatan saja, yaitu kejahatan syetan yang mempunyai dua sifat : bersembunyi, dan membisikan pada dada manusia.
Perbedaan di atas menunjukkan bahwa kejahatan syetan yang selalu bersembunyi dan membisikan kepada dada manusia jauh lebih berbahaya dari pada kejahatan empat hal yang disebutkan dalam surat al- Falaq, karena bahaya bisikan syetan akan menimpa hati dan keyakinan, sedangkan bahaya empat hal di atas hanya menimpa fisik dan badan manusia. Wallahu A’lam .

QUR’AN SURAT AL-IKHLAS


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَد(1) ٱللَّهُ ٱلصَّمَد(2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَد(3) وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ(4)

Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, yang maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula di-peranakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”


ASBABUN NUZUL SURAT AL-IKHLAS

Mengabarkan kepada kami Ahmad bin Mani', mengabarkan kepada kami Abu Sa'din yaitu al-Shan'ani dari Abi Ja'far al-Razi dari al-Rabi' bin Anas dari Abi al-'Aliyyah dari Ubay bin Ka'ab Sesungguhnya kaum musyrikin berkata kepada rosulullah : "Gambarkan kepada kami Tuhanmu!" maka Allah menurunkan (Qul Huwa Allah Ahad Allah al-Shamad) maka tempat yang dituju tidak beranak dan tidak diperanakkan , karena sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dilahirkan kecuali akan mati, dan tidak ada sesuatu yang mati kecuali akan diwarisi. Dan sesungguhnya Allah azza wa jalla tidak akan mati dan tidak diwarisi. (Wa lam yakun lahu kufuwan ahad) Nabi bersabda : tidak ada yang serupa dengan-Nya. (HR. al-Turmudzi).

Riwayat di atas mengetengahkan bahwa kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah saw., dengan berkata: ”Jelaskanlah kepada kami sifat-sifat Rabbmu”. Ayat ini (Q.S.112: 1-4) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai tuntunan menjawab pertanyaan kaum musyrikin. Riwayat ini dijadikan dalil bahwa surat ini Makkiyyah.
Dari Ibnu Abbas sesungguhnya orang Yahudi datang kepada Nabi saw. Diantaranya Ka'ab bin Al-Asyraf dan Hayy bin Akhthab Mereka berkata : "Ya Muhammad gambarkan kapada kami Tuhanmu yang mengutusmu!" maka Allah menurunkan (Q.S.112: 1-4). Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.5Hadits ini dijadikan dasar bahwa surat ini Madaniyyah.

Menurut Al-Syuyuti sebagaimana dikutip oleh K.H. Qomaruddin Shaleh, bahwa kata al-musyrikin (kaum musyrikin) dalam hadits yang bersumber dari Ubai bin Ka’ab ialah kaum musyrikin dari kaum Ahzab. Jadi surat ini madaniyyah, namun tidak ada pertentangan antara dua hadits di atas.

Hal ini menurut al-Syuyuti ada beberapa ayat al-Qur’an yang turun berulangulang. Maksudnya sebagai peringatan dan pengajaran karena perintah yang dikandung ayat tersebut sangat penting. Sedangkan menurut al-Zarkasyi, hal demikian di samping menggambarkan pentingnya arti ayat itu bagi manusia, juga dikuatirkan kalau turun satu kali kemungkinan Rasulullah lupa mengingatnya.

Demikian penting essensi dari surat ini sehingga turun berulangulang. Hal ini dimaksudkan supaya Nabi Muhammad saw. tidak lupa tugasnya untuk mentauhidkan Allah dan mengajarkan ketauhidan yang murni kepada umat manusia.

ISI KANDUNGAN SURAT AL-IKHLAS

1. Dengan memastikan, meyakininya dan mengetahui maknanya. Dan jawablah dengan surah ini orang-orang yang bertanya tentang siapa Allah Subhaanahu wa Ta'aala?

2. Dia sendiri dengan kesempurnaan, memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi yang sempurna serta perbuatan-perbuatan yang suci, dimana pada semua itu tidak ada yang menyamainya.
3. Yakni yang dituju dalam semua kebutuhan. Oleh karena itu, makhluk yang berada di bawah maupun di atas semuanya membutuhkan-Nya, meminta dan berharap kepada-Nya untuk dipenuhi kebutuhan mereka, karena Dia sempurna dalam sifat-sifat-Nya; Dia Maha Mengetahui yang sempurna ilmunya, Dia Mahasantun yang sempurna santunnya, Dia Maha Penyayang yang sempurna sayangnya dimana rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, demikian pula sifat-sifat-Nya yang lain.

4. Di antara kesempurnaan-Nya adalah bahwa Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, karena sempurnanya kecukupan-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

“Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (Al Ana’aam: 101)

5. Baik dalam nama-Nya, sifat-Nya maupun perbuatan-Nya.

QUR’AN SURAT AL-LAHAB


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَب(1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَّ(2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ
 لَهَبٍ(3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ(4) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ(5

Artinya :
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang di pintal.

ASBABUN NUZUL SURAT AL-LAHAB

Suatu ketika Nabi menerima wahyu yang pertama kali nya yaitu surat al alaq ayat 1-5 itu adalah Sk atau surat keputusan dari allah tentang status kenabian Muhammad SAW . Nabi Muhammad menerima wahyu ini sebagai tanda bahwa nabi telah diangkat menjadi nabi belum menjadi rosul karena belum ada perintah untuk menyebar luaskan wahyu yang diterimanya. Usailah kejadian dimana nabi muhammad mendapat wahyu dari allah al alaq 1-5 , kira kira 2,5 tahun kemudian beliau mendapatkan wahyu yang kedua yaitu surah almuddasir , Dan sebagai tanda bahwa Allah telah mengangkat Nabi Muhammad SAW menjadi rosul dengan turunya ayat ini . namun Dakwah nabi tidaklah terang terangan melainkan masih sembunyi sembunyi. Usailah kejadian pengangkatan nabi Muhammad sebagai rosul tibalah kini saat nya nabi menerima wahyu '' fasda' bima tu'maru al ayah '' menandakan bahwa perintah dari Allah untuk berterang terangan dalam dakwah nabi.
Setelah beliau menerima wahyu tersebut pergilah beliau ke sebuah bukit guna meproklamasikan bahwa dirinya adalah Rasulullah. Sampailah di sana di panggilnya para qaum quraisy dan nabi langsung memproklamasikan nya . setelah selesai sontak Abu Lahab berkata kata kotor '' tabban laka ya muhammad '' pungkas abu lahab . jadi hanya ini kau mengundang kami kesini ..? dan turunlah surat al lahab tersebut.

ISI KANDUNGAN SURAT  AL-LAHAB

Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka. Surat Al Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras.
Faedah surat Al Lahab :
1. Allah telah menetapkan akan kebinasaan Abu Lahab dan membatalkan tipu daya yang ia perbuat pada Rasulnya
2. Hubungan kekeluargaan dapat bermanfaat jika itu dibangun di atas keimanann. Lihatlah Nabi SAW dan Abu Lahab punya kedekatan dalam kekerabatan, namun hal itu tidak bermanfaat bagi Abu Lahab karena ia tidak beriman.
3. Anak merupakan hasil usaha orang tua, sebagaimana sabda nabi SAW, “sesungguhnya anak adalah hasil dari jerih payah orang tua” (HR.  An Nasai no. 4452, Ibnu Majah no. 2137, Ahmad 6/31. Syaikh Albani mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits shohih. Jadi apapun amalan yang dilakukan oleh anak baik sholat, puasa dan amalan lainnya, orang tuapun akan memperoleh hasilnya
4. Tidak manfaatnya harta dan keturunan bagi orang yang tidak beriman, namun sebenarnya harta dan keturunan dapat membawa manfaat jika seseoang itu beriman
5. Api neraka yang bergejolak
6. Mendengar berita neraka dan siksaan di dalamnya seharusnya membuat seseorang takut pada Allah dan takut mendurhakai-Nya sehingga ia pun takut untuk berbuat maksiat
7. Bahaya saling tolong menolong dalam kejelekan sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu Jamil yang membantu suaminya untuk menyakiti nabi SAW.

QUR’AN SURAT AN-NASR


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
إِذَا جَاء نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ(1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا(2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
 رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابً
      
Artinya :
Apabila telah dating pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Maka, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.


ASBABUN NUZUL SURAT AN-NASR

Asbabun nuzul (sebab turun) surat An-Nashr antara lain terdapat dalam riwayat Abburrazaq. Diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW masuk kota Makkah pada waktu Fathu Makkah, Khalid bin Walid diperintahkan memasuki Makkah dari  jurusan dataran rendah untuk meggempur pasukan Quraisy (yang menyerangnya) serta merampas senjatanya. Setelah memperoleh kemenangan maka berbondong-bondonglah kaum Quraisy masuk Islam. Surah an-Nashr ini turun berkenaan dengan peristiwa itu, sebagai perintah untuk mengucap syukur, dengan me-Maha Sucikan Allah atas kemenangan yang diperoleh dan memohon ampun atas dosa dan kesalahan.

Ibnu Umar berkata :
Surah Idza jaa-a ini turun di Mina ketika Haji Wada’ (Haji Rasulullah SAW yang terakhir, atau haji selamat tinggal). Kemudian itu turunlah ayat “Al-Yauma akmaltu lakum diinakum” (Surah ke 5 ayat 3). Setelah ayat itu turun, 80 hari di belakangnya Rasulullah SAW pun wafat. Sesudah itu turun pulalah ayat al-Kalalah (Surah ke 4, an-Nisa, ayat 175 penutup surah), maka 50 hari sesudah ayat itu turun, Rasulullah SAW pun berpulang ke hadirat Allah. Kemudian turunlah ayat “Laqad jaa-akum rasulun min anfusikum” (surah ke 9, at-taubah, ayat 128), maka 35 hari setelah ayat itu turun beliaupun meninggal. Akhir sekali turunlah ayat “wattaqu yauma turja’una fihi ilallah”. (surah ke 2, al-baqarah, ayat 281). Maka 21 hari setelah ayat itu turun, beliaupun tutup usia.

ISI KANDUNGAN SURAT AN-NASR

1. Surah yang mulia ini mengandung permintaan perlindungan kepada Allah Tuhan manusia, Penguasa mereka dan Sembahan mereka dari setan yang merupakan sumber keburukan, dimana di antara fitnah dan keburukannya adalah suka membisikkan kejahatan dalam diri manusia, ia perbagus sesuatu yang buruk kepada manusia, dan memperburuk sesuatu yang sebenarnya baik, ia mendorong manusia mengerjakan keburukan dan melemahkan manusia mengerjakan kebaikan.

2. Setan disebut Khannas, karena ia menjauh dari hati manusia ketika manusia ingat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan meminta perlindungan kepada-Nya agar dihindarkan darinya. Sebaliknya, ketika manusia lupa mengingat Allah, maka setan akan mendatanginya dan membisikkan hatinya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, manusia meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah Tuhan yang mengurus dan mengatur manusia, dimana semua makhluk berada di bawah pengurusan-Nya dan kepemilikan-Nya, dan tidak ada satu pun makhluk kecuali Dia yang memegang ubun-ubunnya dan berkuasa terhadapnya.
Demikian pula agar ibadah sempurna, maka sangat diperlukan perlindungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari kejahatan musuh manusia, yaitu setan yang berusaha menghalangi manusia dari beribadah dan hendak menjadikan mereka sebagai pengikutnya agar sama-sama menjadi penghuni neraka.

3. Bisikan jahat yang biasanya sumbernya dari jin, bisa juga dari manusia yang telah menjadi walinya.
Selesai tafsir surah An Naas dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahilladzii bini’matihii tatimmush shaalihaat. Kami berharap kepada Allah agar Dia tidak menghalangi kebaikan yang ada di sisi-Nya karena keburukan yang ada pada diri kami, karena tidak ada yang berputus asa dari rahmat-Nya kecuali orang-orang yang zalim, dan semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.
Selesai kitab tafsir ini dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya oleh seorang hamba yang mengharapkan ampunan dan rahmat Allah, Abu Yahya Marwan Hadidi bin Musa –semoga Allah mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya, keluarganya dan kaum muslimin semua- pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan 1431 H bertepatan dengan tanggal 27 Agustus 2010 M. Rabbanaa taqabbal minnaa wa’fu innaka antal ghafuurur rahiim.


No comments:

Post a Comment