Saturday 11 February 2017

Sejarah Bani Umayyah

        A. Bani Umayyah

Image result for bani umayyah
Sejarah Bani Umayyah


a.     
Kemajuan Dinasti Bani Umayyah

1.      Kemajuan Dalam Bidang Tafsir

Tafsir merupakan salah satu ilmu agama islam yang mendapatkan perhatian serius dari umat islam. Karena dengan mempelajari ilmu Tafsir, mereka akan mudah memahami makna-makna yang tersurat dan tersirat dalam Al Qur’an. Ada satu riwayat yang diperoleh dari Siti Aisyah bahwa Nabi Muhammad saw tidak menafsirkan sesuatu apapun dari Al Qur’an kecuali terhadap ayat-ayat yang telah dipersiapkan maknanya oleh malaikat jibril. Hal ini menunjukkan bahwa Rosulullah menjadi mutassir pertama mengenal ayat-ayat Al Qur’an, meskipun semua makna mengenai ayat-ayat tersebut ialah dipersiapkan oleh malaikat jibril.
Meskipun orang-orang taqwa tidak mau melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat Al Qur’an, tetapi atsar yang diterima sejumlah sahabat dan ulama kaum muslimin meriwayatkan bahwa mereka telah melakukan penafsiran terhadap Al Qur’an, seperti Abdullah bin Abbas. Seorang murid Abdullah bin Abbas bernama Mujahid berkata, bahwa ketika ia sedang menafsirkan suatu ayat aku melihat sinar pada dirinya.
Penafsiran terhadap Al Qur’an yang di lakukan para ahli terdiri dari dua penafsiran. Pertama, penafsiran yang dikenal dengan sebutan at-tafsir bil ma’tsur, yaitu penafsiran yang bersandar pada atsar yang diterima dari Nabi Muhammad saw dan para sahabat. Kedua, at- tafsir birra’yi, yaitu penafsiran yang lebih di sandarkan pada pendapat akal dari pada  naql.

2.      Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Tasawuf

Tasawuf, menurut Zakaria al-Anshari (852-925 H), salah seorang penulis tasawuf mengatakan bahwa tasawuf memiliki pengertian cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa unsur utama tasawuf adalah penyucian diri agar lebih dekat dengan Yang Maha Suci, dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan. Orang yang menyucikan diri disebut Sufi.
Untuk mencapai tingkatan kesucian dan kedekatanya dengan Tuhan, seorang sufi harus menempuh banyak jalan dan tingkatan diantara tingkatan yang ada yang begitu popular dan menonjol adalah zuhud. Fase ini cukup popular pada masa awal perkembangan tasawuf. Pada fase ini muncul para zahid muslim yang termashur di kota-kota seperti Madinah, Kufah, Basra,dan juga kawasan Mesir.
Mereka merupakan gerakan yang menginginkan agar kaum muslimin hidup secara sederhana, sebagaimana dicontohkan dalam kehidupan Rosulullah saw dan para sahabat yang saleh dan sederhana.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu tasawuf pada masa dinasti Bani Umayyah belum mengalami perkembangan yang sangat berarti. Meskipun begitu, fase awal dari perkembangan ilmu tasawuf telah ada dan di praktikkan oleh para sahabat dan tabi’in. Tahapan yang dipergunakan oleh mereka untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, baru pada fase zuhud dan meninggalkan materi, belum melembaga.

b.      Kemunduran Dinasti Bani Umayyah

Dinasti Bani Umayyah mengalami masa kemunduran di tandai dengan melemahnya sistem politik dan kekuasaan  karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini. Di antaranya adalah masalah politik, ekonomi, dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwa setelah khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para khalifah Bani Umayyah tidak ada yang dapat diandalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan keamanan dengan baik. Selain itu, mereka juga tidak dapat mengatasi pemberontakan didalam negeri secara tuntas. Bahkan mereka tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan persatuan di kalangan keluarga Bani Umayyah. Sehingga sering terjadi pertikaian di dalam rumah tangga istana. Penyebanya adalah perebutan kekuasaan. Siapa yang akan menggantikan kedudukan khalifah dan seterusnya.

Adapun sebab-sebab kemunduran dinasti Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1.      Khalifah memiliki kekuasaan yang absolute. Khalifah tidak mengenal kompromi, menentang khalifah berarti mati. Contohnya adalah peristiwa pembunuhan Husein dari para pengikutnya di Karbala. Peristiwa ini menyimpan dendam di kalangan para penentang Bani Umayyah. Sehingga selama masa-masa kekhalifahan Bani Umayyah terjadi pergolakan politik yang menyebabkan situasi dan kondisi dalam negeri dan pemerintahan terganggu.
2.      Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-foya di kalangan istana menjadi factor penyebab rendahnya moralitas mereka, disamping mengganggu keuangan Negara. Contohnya khalifah Abdul Malik bin Marwan dikenal sebagai seorang khalifah yang suka berfoya-foya dan memboroskan uang Negara. Sifat-sifat inilah yang tidak disukai masyarakat, sehingga lambat-laun mereka melakukan gerakan pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah.
3.      Tidak adanya ketentuan yang  tegas mengenai system pengangkatan khalifah. Hal ini berujung  pada perebutan kekuasaan di antara para calon khalifah.
4.      Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa-masa pertengahan hingga akhir pemerintahan Bani Umayyah.usaha penumpasan para pemberontak menghabiskan daya dan dana yang tidak sedikit sehingga kekuatan Bani Umayyah mengendur.
5.      Pertentangan antara Arab Utara dan Arab Selatan semakin meruncing , sehingga para penguasa Bani Umayyah mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta keutuhan Negara
6.      Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijakan para penguasa Bani Umayyah, karena tidak didasari atas syari’at islam.

Factor ini kemudian menguat dan menjadi penyebab kehancuran dinasti Bani Umayyah.

c.       Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah

Adapun sebab-sebab utama terjadinya keruntuhan dinasti Bani Umayyah adalah sebagai berikut :
1.      Terjadinya persaingan kekuasaan di dalam anggota keluarga Bani Umayyah
2.      Tidak ada pemimpin politik dan militer yang handal yang mampu mengendalikan kekuasaan dan menjaga keutuhan Negara
3.      Munculnya berbagai gerakan perlawanan yang menentang kekuasaan Bani Umayyah, antara lain gerakan kelompok Syi’ah
4.      Serangan pasukan Abu Muslim al-Khurasani dan pasukan Abul Abbas ke pusat-pusat pemerintahan dan menghancurkannya.

d.      Hikmah dari Keruntuhan dan Kehancuran Dinasti Bani Umayyah

     Banyak hikmah yang dapat diambil dari kehancuran dinasti Bani Umayyah, diantaranya adalah :
1.      Tidak boleh rakus dalam kekuasaan
2.      Tidak boleh boros, apalagi menggunakan yang Negara yang sumbernya berasal dari uang rakyat
3.      Harus berlaku adil dalam segala hal ketika menjadi pengusa dan setelahnya
4.      Berakhlak mulia dan jangan sombong
5.      Harus dengan Tuhan dan rakyat yang mendukung kekuasaannya
6.      Mengasihi fakir miskin dan orang-orang lemah. 




No comments:

Post a Comment